Senin, 16 Desember 2013 00:40 WIB |
JIBI/Solopos/Antara | Solopos.com, BOJONEGORO — Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo di
Bojonegoro, Jawa Timur, meminta daerah hilir sungai itu meningkatkan
kewaspadaan karena Bengawan Solo di Bojonegoro masuk Siaga 3 yang
bersandikan merah.
“Kami meminta daerah hilir Jatim, mulai Bojonegoro, Tuban, dan
Lamongan meningkatkan kewaspadaan, sebab air Bengawan Solo terus naik,”
kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo di
Bojonegoro Mucharom, Minggu (15/12/2013).
Sesuai data UPT Bengawan Solo, hingga Minggu pagi, ketinggian air
pada papan duga di Bojonegoro mencapai 15,00 meter (Siaga 3). Sementara
itu, ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho—sekitar 70 km dari
Kota Bojonegoro—hingga Minggu pagi mencapai 29,22 meter (Siaga I).
“Air Bengawan Solo di Bojonegoro masih akan terus naik disebabkan
memperoleh banjir kiriman dari Ponorogo, Madiun, dan Ngawi,” jelasnya.
Itu pasalnya, ia juga meminta Pemkab Bojonegoro menutup doorlats atau pintu lintas rumah penduduk yang dibuat dengan menjebol tanggul di sejumlah desa di Kecamatan Kota. “Penutupan doorlats untuk menjaga agar air luapan Bengawan Solo tidak meluber ke wilayah perkotaan,” jelasnya.
” Saat ini camat sudah menginstruksikan kepada kepala desa (kades)
dan kepala kelurahan di Kecamatan Kota agar secepatnya menutup
“doorlats”,” kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Bojonegoro MZ. Budi Mulyono.
Ia mengatakan belum menerima laporan dari camat yang daerahnya
dilalui sungai terpanjang di Jawa yang disebabkan dampak banjir. “Tapi kami sudah menginstruksikan kepada seluruh camat segera melapor kalau di daerahnya terjadi sesuatu yang menonjol,” ujarnya.
Meskipun air Bengawan Solo terus merangkak naik, menurut Mucharom,
kondisi luapan Bengawan Solo di daerah hilir Jatim, mulai Bojonegoro,
Tuban, dan Lamongan, masih terkendali. “Banjir masih terkendali, sebab
Bengawan Solo di daerah hulu Jawa Tengah tidak terjadi banjir, sehingga dampaknya tidak besar,” ucapnya.
Ia menambahkan sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya curah hujan tertinggi di Bojonegoro dan sekitarnya akan terjadi akhir Januari sampai Februari 2014,” jelasnya.
0 komentar:
Posting Komentar